Minggu, 08 Mei 2016

Teori Motivasi menurut Frederick Herzberg

    Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.

   Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat.
   Definisi Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 1992:173). Dalam Sardiman (2006:73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorangyang ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.Hijab Modern
  Menurut Mulyasa (2003:112) motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi. Seorang siswa akan belajar bila ada faktor pendorongnya yang disebut motivasi.Hijab Muslimah
Dimyati dan Mudjiono (2002:80) mengutip pendapat Koeswara mengatakan  bahwa siswa belajar karena didorong kekuatan mental, kekuatan mental itu berupa keinginan dan perhatian, kemauan, cita-cita di dalam diri seorang  terkadang adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar. Tutorial Krudung dan Hijab Terbaru
  Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dalam motivasi belajar dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka pemenuhan harapan dan dorongan dalam hal ini adalah pencapaian tujuan.
 Metode penelitian Herzberg tergolong revolusioner pada zamannya. Ia menggunakan pertanyaan terbuka dan hanya menggunakan sedikit asumsi. Ia fokus pada pendalaman dan analisis data. Sebelumnya ia sudah menggunakan metode penelitian ini. Metode penelitian ini ia gunakan sebelumnya dalam pemilihan personel udara untuk kebutuhan perang dunia tentara Amerika Serikat. Pada zamannya, bahkan hingga kini, jauh lebih populer untuk mengumpulkan data lewat pertanyaan tertutup atau pilihan ganda. Herzberg meyakini bahwa data akan jauh lebih banyak tergali lewat metode pertanyaan terbuka.

  Dalam penelitiannya, Herzberg membandingkan penelitiannya dengan 155 penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan dari 1920 sampai dengan 1954 itu memiliki topik yang sama, yaitu penelitian atas sikap terhadap pekerjaan. Dengan pengalamannya yang tinggi dan persiapan yang matang, membuat penelitian Herzberg kaya akan data dan informasi.
  Buku Herzberg fenomenal Herzberg tersebut kemudian diperluas dengan buku tentang teori motivasi yang ia terbitkan berikutnya. Buku yang ia terbitkan berikutnya antara lain adalah “Work and the Nature of Man” (1966), “The Managerial Choice” (1982), dan “Herzberg on Motivation” (1983).
  Pada tahun 1984, kurang lebih setelah 25 tahun karya pertamanya diterbitkan, ia berkomentar:
“Penelitian awal ternyata telah menghasilkan paling banyak replikasi penelitian dibandingkan dengan penelitian manapun dalam sejarah psikologi industri dan organisasi” (sumber: Institute for Scientific Information)
  Seakan tidak ingin berhenti berkarya, Herzberg’s secara efektif berusaha untuk memvalidasi penelitiannya itu. Di dunia modern, teori Herzberg sangat relevan dalam menjabarkan hubungan karyawan/pegawai dengan pihak majikan/pemberi kerja. Teori Herzberg menjadi fundamen atas teori lainnya The Psychological Contract. Teori Herzberg juga menjadi dasar bagi Teori Nudge, sebuah konsep manajemen perubahan yang kuat serta motivasi kerja.

Teori Motivasi Kerja Herzberg dan pengaruhnya

  Frederick Herzberg adalah orang pertama yang menunjukkan dalam teori motivasi kerja tentang kepuasan dan ketidakpuasan di tempat kerja. Dan Herzberg menggarisbawahi, bahwa kepuasan dan ketidakpuasan itu hampir selalu muncul dari faktor yang berbeda. Jadi, belum tentu jika faktor ketidakpuasan dalam berkerja hilang, maka seseorang otomatis akan puas dalam bekerja.
  Pada 1959, Herzberg menulis bahwa faktor-faktor yang memotivasi orang di tempat kerja itu berbeda dan tidak selalu berkebalikan dari faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan. Prinisp inilah yang menjadi fundamen dalam teori motivasi dan kepuasan kerja oleh Frederick Harzberg.
“Kita dapat paparkan… bahwa hal-hal yang membuat orang puas dalam bekerja terkait dengan faktor bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Sedangkan hal-hal yang membuat orang tidak puas dalam bekerja terkait dengan bagaimana seseorang memaknai pekerjaannya”
Untuk lebih jelasnya, mari kita simak gambar berikut:
teori motivasi frederick herzberg dalam diagram
businessball.com
  Ternyata dari penelitian Herzberg ditemukan bahwa, jika faktor kepuasaan dihilangkan, belum tentu menjadi faktor ketidakpuasan. Dan apabila faktor ketidakpuasan dihilangkan, belum tentu menjadi faktor pemicu kepuasan. Orang termotivasi kerja, tidak bisa dikarenakan faktor demotivasinya dihilangkan. Dan orang yang terdemotivasi dalam bekerja, belum disebabkan karena tidak adanya faktor motivasi kerja.

Ilustrasi Teori Motivasi Kerja Higiene Frederick Herzberg

  Untuk lebih jelasnya, mari kita berikan contoh. Katakanlah kita memiliki tokoh bernama Joko. Joko ternyata merasa mendapatkan banyak pencapaian ketika bekerja, dengan demikian ia merasa puas dan termotivasi dalam berkerja. Namun, jikapun Joko ternyata tidak mencapai prestasi kerja apapun, itu tidak secara langsung membuat Joko mutung dan terdemotivasi dalam bekerja.
  Lain lagi dengan tokoh kita bernama Yusuf. Yusuf mendapatkan banyak pengakuan di tempat kerjanya. Dikarenakan pengakuan dari lingkungan itu, Yusuf sangat termotivasi dalam bekerja. Namun, bukan berarti jika tidak ada satupun orang yang memberikan pengakuan ke Yusuf, sekonyong-konyong Yusuf akan terdemotivasi (walaupun ada kemungkinan juga dia terdemotivasi).
  Selain Joko dan Yusuf, ada lagi seorang karyawati bernama Rani. Sebagai pegawai, Rani sangat memperhatikan kebijakan perusahaan. Dia memperhatikan kebijakan gaji, kebijakan cuti, serta kebijakan lainnya. Rani sangat rajin mendemo perusahaan jika dia merasa terdiskriminasi dalam hal gaji, jatah libur, jatah cuti, dan jatah-jatah lainnya. Namun kemudian, jikapun perusahaan membuat kebijakan yang pro terhadap Rani, itu tidak akan membuat Rani termotivasi untuk berkerja dengan giat. Kebijakan perusahaan yang kondusif itu cuma menghilangkan rasa demotivasi Rani, tapi tidak memotivasi Rani.
  Dari ilustrasi di atas, jelas sudah bahwa belum tentu jika faktor demotivasi dihilangkan, maka seseorang akan termotivasi. Namun, memang benar ada sedikit kecenderungan, apabila faktor yang memotivasi itu dihilangkan, justru akan membuat orang terdemotivasi.
  Sekilas tampak bahwa ternyata jauh lebih mudah mendemotivasi orang dibandingkan memotivasinya. Cukup hilangkan faktor yang memotivasi dan atau timbulkan faktor yang mendemotivasi, maka seseorang akan tidak puas di tempat kerja. Namun jika perusahaan atau tempat kerja ingin membuat orang puas di tempat kerja, mereka harus menghilangkan faktor demotivasi DAN menghadirkan faktor yang memotivasi. Pemisahan dua faktor inilah yang akhirnya membuat teori Herzberg juga dikenal sebagai Teori Hygiene.

Motivation dan Hygiene Factor dalam Teori Motivasi Kerja Herzberg

Lalu apa sajakah faktor yang memotivasi dan mendemotivasi itu? Faktor apa sajakan yang bermain dalam teori higiene ini? Mari kita perhatikan gambar berikut:

 Herzberg dalam Teori Motivasi Kerja Higiene nya, menyatakan ada dua faktor yang harus diperhatikan. Yang harus diperhatikan pertama adalah faktor pemotivasi dan faktor higiene. Yang menimbulkan motivasi adalah faktor pemotivasi. Sedangkan faktor higiene berfungsi sebagai pemenuhan keinginan dasar pekerja saja namun tidak sebagai pemotivasi.
  Menurut Herzberg, manusia memiliki dua set kebutuhan; yang pertama adalah sebagai makhluk yang ingin menghindari rasa sakit, dan kedua sebagai manusia yang ingin tumbuh secara psikologis.
  Kita bisa meminjam ilustrasi nabi Adam. Nabi Adam berada di surga dengan jaminan atas makanan, kehangatan, perlindungan, keamanan dan lainnya. Bagi Adam, hal tersebut adalah faktor higiene. Sedangkan misalnya saja Ibrahim, dia bergerak meruntuhkan sesembahan semu kaumnya, sembari membangun peradaban di lingkungannya. Apa yang Ibrahim lakukan ini merupakan contoh dari kebutuhan pengembangan diri, yang tentunya menurut Herzberg masuk dalam faktor motivasi.
  Ide-ide Herzberg’s sangat berhubungan dengan manajemen modern terkait etika dan tanggung jawab sosial. Teorinya juga berhubungan langsung dengan teori kontrak psikologis. Ini luar biasa. Herzberg membawa perspektif baru dalam pengelolaan organisasi modern. Teori Herzerg digunakan pemimpin hari ini untuk memahami tentang bagaiman manusia bekerja dan berkembang.
  Jika seseorang memahami teori Herzberg dengan tepat, maka teori ini tidak semata digunakan untuk meningkatkan profitabilitas semata. Pemahaman atas Faktor Higiene dan Motivasi ini seharusnya menjadi dasar dari pemimpin untuk memahami manusia dengan benar. Pemahamannya digunakan untuk mengelola manusia sebagaimana manusia harus dikelola.
  Jika perusahaan tidak memahami Teori Motivasi-Higiene ini dengan benar, maka kebijakan yang diambil tidak akan efektif. Pemimpin yang tidak efektif hanya akan membuang energinya pada faktor hygiene, padahal ia bertujuan untuk memotivasi kasyawannya. “Gaji sudah besar, tapi kok masih gak termotivasi”, begitu gumam salah satu manajer HR yang bodoh. Dia tidak sadar, bahwa faktor yang memotivasi itu bukanlah uang semata.
Contoh Faktor Higiene ini sendiri antara lain:
  1. Kebijakan Perusahaan;
  2. hubungan karyawan-piminan
  3. kondisi lingkungan kerja
  4. gaji
  5. fasilitas mobil perusahaan
  6. status
  7. keamanan dan kepastian kerja
  8. hubungan dengan bawahan; dan
  9. kehidupan pribadi
Sedangkan Faktor Motivasi yang masuk dalam penelitian Herzberg antara lain:
  1. Pencapaian di tempat kerja;
  2. Pengakuan sekitar;
  3. pekerjaannya itu sendiri;
  4. tanggung jawab kerja; dan
  5. kesempatan untuk berkembang

Diambil dari :
 http://blogmotivasi.xyz/teori-motivasi-dan-kepuasan-kerja-frederick-herzberg/
http://naufalsyawal.blogspot.co.id/p/pengertian-motivasi.html

1 komentar:

  1. teori higiene sangat bagus bila diterapkan oleh perusahaan perusahaan, karena akan teercapai keseimbangan pekerja dalam bekerja dengan ditandainya kepuasan pekerja dalam bekerja.
    namun sayangnya banyak perusahaan yang memanfaatkan teori higiene ini hanya untuk mengejar profit dengan ditandai adanya target target dantarget, dan mengenyampingkan sisi pekerja dalam proses bekerjanya apakah ia bisa puas bekerja apa tidak.
    jadi masih banyak perusahaan yang menerapkan karyawan kurang manusiawi, karyawan hanya sebagai alat untuk mencapai profit perusahaan
    terimakasih

    BalasHapus